Surabaya — Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya kembali menyambut kedatangan santri baru untuk tahun ajaran 2024. Sejumlah 156 santri yang berasal dari berbagai daerah dari dalam maupun luar Jawa tiba di pesantren pada Sabtu pagi (10/08/2024). Kemudian malam harinya, para santri mengikuti acara MOSBA (Masa Orientasi Santri Baru) 2024 yang berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 10-11 Agustus 2024.
MOSBA ini dirancang untuk memperkenalkan lingkungan pondok pesantren kepada para santri baru, sekaligus memberikan mereka pemahaman tentang disiplin, kebersamaan, dan tanggung jawab sebagai santri. Pada hari pertama kegiatan MOSBA difokuskan pada pengenalan PonPes Al-Jihad Surabaya serta aturan-aturan yang harus ditaati selama berada di pesantren. Hari berikutnya, para santri mengikuti berbagai fun game yang dirancang untuk membangun kebersamaan dan kekompakan di antara mereka. Selain itu, para santri juga diberikan sosialisasi mengenai berbagai organisasi serta ekstrakurikuler yang ada di dalam pesantren.
Tema MOSBA kali ini adalah “Membentuk karakter santri yang mandiri bertaqwa dan bersahaja” Menurut Ketua pelaksana Mosba, Fadlan Syauqi yang kita wawancarai beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa “Pengambilan tema ini Karena salah satu tujuan dari suatu proses pendidikan di pesantren adalah membentuk karakter seorang santri, santri yang mandiri (bisa mengatur dirinya sendiri), bertaqwa (melaksanakan perintah dan meninggalkan larangannya) dan bersahaja (tidak melebih2kan hal yang tidak perlu) dan semoga karakter itu bisa di bawa dan melekat dalam keseharian mereka”
Ketua Pondok, Moh. Ziyad juga berpesan untuk para santri baru “semoga santri baru Al jihad tahun 2024 bisa mengabdikan dirinya di pondok sesuai pesan dari Abah Imam bahwa santri itu harus banyak bersyukur meskipun terdapat banyak kendala di pondok, harus tetap disyukuri. Dan harus bisa membagi waktu antara kuliah dan pondoknya.”
Kemudian Puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah acara sowan santri dan wali santri yang diadakan pada hari ini, Minggu (18/08/2024) yang dihadiri Abah KH. Much. Imam Chambali selaku pengasuh PonPes Al-Jihad Surabaya, Abah Nashir S. E selaku ketua Yayasan Al-Jihad Surabaya, para santri, wali santri, serta pengurus pondok. Dalam acara ini, Abah Imam, pengasuh Pondok Pesantren Al-Jihad, memberikan apresiasinya bagi wali santri “Saya apresiasi betul, saya acungi jempol, samean yang mau mengantarkan anak untuk mondok. Kalau alasan repot tidak ada habisnya, maka kalau anak samean sudah besar dan samean sudah tua, anak akan seperti itu juga. Semua itu tergantung niatnya,” ujar Abah Imam dalam sambutannya.
Satu hal yang menarik dari sambutan beliau ketika ada yang menanyakan tentang Al-Jihad NU atau Muhammadiyah? Beliau menegaskan “Di Al-Jihad ini tidak memihak NU atau Muhammadiyah tapi dididik untuk mencintai Islam. Jadi samean tidak usah membayangkan NU atau Muhammadiyah tapi membayangkan Islam saja, Islam saling menghargai sesama manusia, penting Islam itu insyaallah masuk surga”
Abah Imam juga memberikan nasihat kepada para santri agar senantiasa berbakti kepada orang tua dan guru, mengutip dawuh Imam Syafii bahwa santri yang memiliki suudzon atau buruk sangka terhadap orang tua, kyai bahkan dosen akan mengalami tiga hal yang tidak diinginkan: “Hafalan cepat hilang, lisannya sulit bicara baik, dan ditakdirkan mlarat sepanjang hidup.” ungkap beliau. Kemudian acara sowan ini diakhiri dengan doa bersama, dan silaturahmi dengan pengasuh.