Islam Mengajarkan Adil – Tidak Berlebihan, tetapi Tidak Kikir

Islam mengajarkan kita, untuk bersikap tengah dan berperilaku adil, terhadap segala hal. Islam memberikan tuntunan hidup yang tidak berlebih-lebihan, dan juga tidak berlagak kekurangan. Bukan hanya dalam kegiatan sehari-hari, lebih dari itu, Islam juga mengajarkan bahwa dalam beribadah pun, tidak perlu untuk melakukan nya dengan berlebihan. Agar konsep ibadah menjadi lebih menyenangkan dan tidak menjadi beban. Momentum tahun baru ini, memang bukanlah tradisi umat Islam. Akan tetapi, resolusi untuk memperbanyak ibadah dan memastikan mengerjakan ibadah dengan senang adalah hal yang perlu diperbaiki pada tahun ini. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT, dalam Surah Al-Isra ayat 29, yang berbunyi:

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ ٱلْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

Artinya : “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu dan jangan (pula) kamu terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.”

Asbabun Nuzulnya ialah, Rasulullah pernah diberi sumbangan pakaian atau baju oleh orang kaya. Karena sifat dermawan nya Rasulullah, maka kemudian pakaian tersebut dibagikan kepada para sahabat. Setelah pembagian itu selesai, ternyata sahabat yang hidup kurang berkecukupan ternyata tidak datang. Beliau ini, kemudian menghadap rasul dan mengadu “Wahai Rasulullah saya belum mendapat bagian” Rasulullah kemudian menjawab “Pakaian tadi sudah habis” tetapi sahabat tersebut masih saja Keukah dan berkata “Wahai Rasulullah, saya ini tidak memiliki pakaian apapun” Hingga kemudian turunlah ayat tersebut.

Janganlah engkau membelenggu leher dengan tanganmu, atau yang artinya ialah jangan lah engkau berperilaku kikir. Kikir dengan hemat itu adalah suatu sikap yang berbeda. Karena hemat, adalah sebuah sifat kehati-hatian. Dan memiliki sifat hemat itu, boleh saja. Sebab sifat hemat, berarti juga telah melalui perhitungan. Tetapi menjadi manusia, juga jangan terlalu memiliki sifat royal. Semua apa yang dimiliki diberikan kepada orang lain, hingga tidak memikirkan dirinya sendiri. Jangan memelihara sifat kikir, tapi juga jangan bersifat terlalu royal.

Maka kemudian, kita akan menjadi orang yang menyesal, sebab tidak menyisakan harta untuk diri kita sendiri. Utamanya, bagi orang yang sudah berkeluarga harus memberitahu suami atau istri nya, ketika hendak bersedekah. Islam itu sejatinya adalah agama yang sangat adil. Tuntutan nya Allah itu juga sangat adil bagi setiap umat islam.  Yang namanya berlebihan itu tidak baik. Apa saja bentuk dari berlebihan itu, sangat tidak baik. Termasuk berlebihan dalam agama.

Hal ini di nukilkan dari hadis nabi. Hadits riwayat dari Ibnu Abbas. Nabi SAW berkata kepada rombongan pagi hari (untuk keperluan melempar jumrah), “Tolong ambilkan aku kerikil.” Mereka mengambilkan kerikil seukuran batu katapel. Ketika mereka menyerahkannya kepada Nabi, beliau berkata, “Terima kasih, mirip seperti ini. Hindarilah berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya berlebih-lebihan (al-ghuluw) dalam agama, telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Berlebihan dalam agama itu dapat membinasakan kita, sebagaimana kaum kaum terdahulu di binasakan. Misalnya, apabila ada seorang beribadah dengan tekun setiap hari, kemudian ia memohon banyak sekali permintaan dan permintaan tersebut tidak terkabulkan, maka akan timbul perasaan seperti mengapa ibadahnya yang sudah sangat tekun, tidak membuahkan hasil harapan dan doa nya terkabul. Prasangka yang buruk seperti ini kepada Allah, memang harus dihindari.

Ibadah itu, yang penting nyaman. Jadi manusia lebih baik moderat saja. Berada ditengah-tengah. Tidak keterlaluan atau berlebihan tetapi tidak juga kekurangan. Contohnya jika nyaman nya membaca istighfar 7 kali, maka lakukan saja, sebanyak 7 kali. Tidak perlu dipaksa sebanyak 11 kali, daripada didalam hati terasa suntuk dan berat. Sejati nya dalam beribadah itu, yang penting nyaman. Biar tidak jenuh, biar tidak bosan. Semoga kita semua diberikan keberkahan dalam beribadah dan kenyamanan untuk selalu menjalankan ibadah.

Bagikan

NGAJI PANGURIPAN LAINNYA

NGAJI PANGURIPAN LAINNYA