Syawal sebagai Bulan Peningkatan Amal Ibadah

Setelah satu bulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan, kini saatnya umat Islam memasuki bulan Syawal. Jika Ramadhan menjadi arena untuk berlomba-lomba melakukan amal kebaikan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt, maka Syawal dapat digunakan untuk meningkatkan kebaikan setelah Ramadhan. Ada berbagai upaya yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kualitas diri ketika Syawal, seperti dzikir, silaturahim, bersedekah, serta melantunkan do’a sebanyak-banyaknya.

Pada malam pertama bulan Syawal, terdapat sebuah amalan yang biasa dikenal sebagai takbiran. Takbiran dilakukan oleh seluruh umat Islam di penjuru dunia dengan cara mengucapkan takbir, tahlil, dan tahmid. Takbiran merupakan sebuah amalan yang sangat dianjurkan, sebab mengucapkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid termasuk bagian dari dzikir. 

Dengan mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, maka kita dapat mengingat Allah Swt. Allah Swt adalah satu-satunya Tuhan yang Maha Agung. Allah Swt ialah Tuhan yang Maha Suci, segala kesucian hanya milik Allah Swt. Selain itu, Allah Swt juga Tuhan yang Maha Besar, tidak ada satupun manusia yang mampu mengalahkan kebesaran-Nya, sebab manusia itu makhluk ciptaan Allah Swt yang lemah dan tidak berdaya. Dalam QS. Al-Mu’minun ayat 12 Allah Swt berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍۚ 

“Dan Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari sari pati (yang berasal) dari tanah.”

Ayat di atas menegaskan bahwa manusia terbuat dari saripati tanah lalu ditempatkan pada  rahim yang sangat kokoh dan aman. Manusia berasal dari air sperma kemudian menjadi darah. Setelah beberapa waktu, darah tersebut diproses menjadi segumpal daging dan dikasih tulang supaya kuat. 

Lantas masih pantaskah manusia tidak mau berdzikir dan mensyukuri pemberian Allah Swt yang luar biasa ini? Padahal manusia memiliki kewajiban untuk senantiasa memperbanyak dzikir dan bersyukur atas segala pemberian-Nya.  Coba bayangkan! Bagaimana jadinya jika manusia tidak memiliki tulang? Pastilah manusia merasa kesulitan untuk bergerak, sebab tulang dapat membantu tubuh untuk bergerak.

 Diantara perbuatan mulia di bulan Syawal yang bisa kita lakukan selain dzikir dan mensyukuri nikmat Allah Swt ialah silaturahim. Silaturahmi dapat memanjangkan usia serta memperbanyak rezeki. Alangkah baiknya kita berusaha menyambung tali-tali silaturahmi yang sengaja diputuskan orang lain. 

Silaturrahim dapat kita jadikan sebagai ajang untuk membuka pintu maaf dan memohon maaf jika khilaf. Hendaknya kita memaafkan orang-orang yang sengaja menzalimi kita, serta memohon maaf atas kesalahan-kesalahan terhadap sesama manusia. Kita perlu mengingat bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk saling memaafkan.

Berbagi kepada orang lain juga menjadi salah satu amalan yang patut kita tebarkan meskipun Ramadhan telah terlewatkan. Kita dapat terus memberikan sedekah terbaik kita kepada orang lain, terutama pihak-pihak yang membutuhkan. Amalan ini sangat penting dilakukan, karena sedekah dapat meningkatkan derajat manusia. 

Pada bulan Syawal ini, alangkah baiknya kita memanjatkan do’a  supaya  diberikan hidayah dan petunjuk dari Allah Swt:

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

“Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya.” 

Dengan demikian, walaupun Ramadhan telah terlewati, namun spiritnya jangan sampai ikut pergi. Apabila Ramadhan kemarin telah kita jadikan ajang berlomba-lomba dalam menebar kebaikan seperti melakukan puasa, tarawih, sedekah, dan lain sebagainya. Kini saatnya kita berupaya untuk meningkatkan amal serta memperbaiki diri agar menjadi hamba yang lebih baik.

Bagikan

SISI LAIN LAINNYA