PUASA; PERJUANGAN MENAHAN YANG TERCELA

PUASA; PERJUANGAN MENAHAN YANG TERCELA

Selama satu bulan Ramadhan yang pasti tiba, seluruh muslim di penjuru dunia baik tua, muda, pria atau wanita, baik miskin atau kaya, bahkan anak-anak dididik dan dilatih untuk berpuasa di bulan yang mulia. Puasa menjadi bagian dari rukun iman  ke lima, yang mana menjadi kewajiban muslim yang taat pada syariat dan agama.

Menilik sejarah keagamaan dan keyakinan. Puasa menjadi poin penting dalam rukun islam dan orang yang taat pada syariat agama. Dalam agama Yahudi puasa dijalankan pada hari-hari khusus, seperti puasa yang memperingati hari jatuhnya palestina. Dalam agama Kristiani, puasa menjalankan diantaranya untuk menghadapi hari natal, meski kini jarang dilakukan lagi. Lain lagi dengan agama Hindu dan Budha, puasa adalah ritual yang paling penting dan sacral dari ritual lainnya. Setiap perayaan dan ibadat diawali atau ditutup dengan puasa. Setidaknya biksu-biksu di biara  selama hidupnya menjadi vegetarian, yang laku dilihat dari satu sisi merupakan dari puasa. Faktanya sesungguhnya puasa bukan hanya ibadat yang dimonopoli oleh islam, melainkan ritus yang ada hamper pada setiap agama.

Dalam Islam puasa diwajibkan dilakukan oleh setiap muslim selama satu bulan dalam setahun bertepatan pada bulan Ramadhan. Jika dirata-ratakan setiap muslim berpuasa 1 hari dalam tiap 12 hari.  Selain puasa wajib, masih ada puasa-puasa sunah yang boleh dilakukan seperti puasa senin-kamis dan puasa  sunah lainnya.

Puasa dalam islam, dimulai pada saat terbit fajar shadiq sampai dengan saat terbenam matahari. Pada rentang waktu itu orang islam diperintahkan untuk menahan diri dari makan, minum serta bersetubuh; sungguhpun makanan dan minuman itu berlimpah ruah dan mempunyai istri yang sah.  Dalam berpuasa orang-orang dilarang berbicara hal-hal yang tidak berfaedah; mengungkap keburukan orang lain, berbohong apalagi memfitnah. Jika dilihat apa yang dilarang dalam puasa itu adalah prilaku tercela, dengan demikian serat-serat penahan yang dibentuk puasa akan memelihara orang yang sering berpuasa dari kejahatan dan prilaku tercela.

Melihat puasa dari sudut pandang agama, puasa adalah wujud pengabdian kepada  Allah, yang mana balasannya jika dilakukan dengan benar adalah menghapus dosa-dpsa orang islam yang berlalu. Al-qur’an menyebut tujuan dari puasa adalah membentuk muslim yang bertaqwa. Kemudian apa yang dimaksud dengan taqwa itu? Seorang guru mengatakan taqwa merupakan  kesadaran ke Allah. (God- consciousness) yaitu kesadaran tentang adanya Allahyang maha hadir (omnipresent) dalam hidup kita.

Dengan demikian menjadi bertaqwa berarti menjadi muslim yang sadar diri, bahwa ia hanya ciptaan Allah, kehidupan ini dan segala yang dimilikinya dari harta dan keluarga adalah milik Allah, serta menjadi kewajiban bagi kita hambanya untuk patuh pada segala perintah-Nya.

Kata kunci dari taqwa adalah ke-sadaran. Sadar adalah tingkatan yang lebih tinggi dari pada tahu. Orang yang tahu belum tentu sadar tetapi orang yang sadar sudah pasti mengetahui. Sebagaimana contoh banyak orang kaya yang tahu bahwa orang miskin patut dibantu financialnya, tetapi meskipun mereka tahu,  hanya sementara yang tergerak hati untuk membantu. Kesadaran bahwa harta yang ada pada kita hakikatnya adalah milik Allah. Hal itu seharusnya mendorong kita untuk tidak menyombongkan diri dan berbelah kasih untuk membagikan separuh harta kita untuk mereka.

Usai menjalani puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan. Orang muslim;kaya-miskin, tua-muda, cata-normal menutup puasanya dengan kewajiban membayar zakat fitrah. Zakat fitrah disebut juga zakat jiwa, karena zakat ini adalah pajak jiwa yang harus dibayar kepada Allah. Adapun hasil dari kumpulan zakat fitrah dikembalikan untuk dibagikan pada muslim yang kurang mampu. Melalui zakat fitrah, Allah ingin menyadarkan kita bahwa kehidupan ini adalah miliknya. Rasa haus dan lapar yang dirasakan oleh semua muslim ketika berpuasa (seakan Allah ingin kita belajar menjadi faqir, merasakan  hidup orang melarat) dan ditutup dengan membayar zakat dipenghujung Ramadhan. Sesungguhnya hidup dan matiku adalah milik Allah pencipta alam, begitu kira-kira pernyataan dalam do’a yang sering dibacakan oleh muslim.

Bagikan

SISI LAIN LAINNYA