TAKDIR DALAM SEBUAH DOA DAN USAHA

 

Di awal tahun ini, mari bersyukur untuk setiap anugerah dan pelajaran yang kita terima di tahun sebelumnya. Hargai momen-momen kecil dan tetap rendah hati dalam setiap keberhasilan. Untuk berjalan kedepan layaknya kita perlu memiliki pijakan, pijakan untuk menuntun kemana arah kita pergi. Sebuah teka-teki kehidupan yang tidak untuk kita pecahkan namun perlu kita persiapkan dari awal. Bagaimana cara kita mempersiapkannya, yakni dengan mengiringi setiap persiapanmu dengan Doa. 

Jika seseorang berkata, mengapa kita harus berdoa? Bukankah sudah menjadi ketetapan bahwa garis kita sudah ditentukan oleh Allah, dan apakah kita bisa merubah takdir dengan doa?. Jangan sampai hanya dengan kalimat tersebut dapat mengurungkan niat kita dan tekad kita untuk berdoa. Karena Rasulullah Saw pernah menerangkan bahwa tidak ada yang dapat mengelakkan takdir kecuali doa. Dibuktikan dengan sebuah Hadit Nabi, dari Tsauban berkata: Rasulullah bersabda, bahwa tidak ada yang dapat mengelakkan takdir kecuali doa dan tidak ada yang bisa memperpanjang umur kecuali perbuatan baik. (HR Hakim dan Ahmad)

Kehidupan yang indah membutuhkan ikhtiar dan doa. Bentuk ikhtiar kita dapat kita mulai dari awal tahun baru ini, perbanyak dzikir pada malam tahun baru. Orang yang dzikir saat banyak orang yang lupa, seperti orang yang teguh dalam berperang dimana saat itu sebagian besar dari mereka lebih banyak yang melarikan diri. Orang yang dzikir saat banyak orang yang lupa, seperti lentera di rumah yang gelap gulita. Keutamaan dzikir selanjutnya yakni, orang yang dzikir saat banyak orang yang lupa, maka Allah akan mengampuninya sebanyak bilangan manusia dan hewan. Melihat dari betapa agungnya kekuasaan Allah, apakah kita masih mau bersenang-senang dengan melupakan Allah?

Buku baru yang baru saja kita buka, seharusnya kita awali dengan sesuatu yang baik pula. Memperbaiki akhlak, memperbaiki kebiasaan buruk diri kita, menghindari perkumpulan dengan orang-orang yang membawa kita pada kemaksiatan, memperbanyak ibadah, banyak menjalin silaturahmi dengan orang yang beriman, agar kelak kita dijadikan dan dikumpulkan dengan orang-orang yang beriman diAkhirat kelak. Pada malam tahun baru banyak dari mereka merayakannya. Sudah menjadi hal wajar jika pada malam tahun baru hampir seluruh masyarakat merayakannya, dan bukan hak kita pula untuk melarang mereka selama hal yang mereka perbuat tidak membuat diri kita dan orang disekitarnya dirugikan, serta perayaan tersebut tidak diisi dengan kemaksiatan. Namun akan lebih berharga jika awal tahun ini kita isi dengan banyak berdzikir dan berdoa kepada Allah. 

Takdir merupakan keputusan Allah yang sudah disuratkan di lauh mahfudz sejak sebelum dunia tercipta. Allah menyinggung hal ini dalam banyak ayat, misalnya:  

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah” (QS. Al-Hadid: 22)

Jadi, ketika seseorang dengan pilihan sadar berusaha keras untuk mengubah kemiskinannya menjadi kekayaan dan berhasil melakukannya, sebenarnya ia tidak mengubah takdirnya sedikit pun. Takdirnya bukanlah menjadi miskin kemudian dilawan hingga berubah menjadi kaya, melainkan takdirnya adalah menjadi miskin, lalu berusaha keras, dan akhirnya menjadi kaya. Oleh karena itu, tidaklah relevan untuk bertanya apakah usaha dapat mengubah takdir, karena usaha itu sendiri adalah bagian dari takdir tersebut.

Berdoa adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang hamba sebagai wujud pelaksanaan perintah Tuhannya, menjadikannya sebagai bagian yang sangat mulia dari ibadah. Doa bukan hanya sebagai bentuk permohonan, tetapi juga sebagai ungkapan kerendahan diri manusia yang menyadari keterbatasannya dan membutuhkan pertolongan Allah SWT. Dengan demikian, inti dari seluruh ayat dan cerita adalah bahwa usaha tidak dapat dipertentangkan dengan takdir, karena baik usaha positif maupun usaha negatif, keduanya merupakan bagian dari takdir. Oleh karena itu, teruslah berusaha, berikhtiar, dan berdoa tanpa henti, karena itulah bagian dari takdir yang telah ditentukan.

Bagikan

SISI LAIN LAINNYA