SYARAT KEMANFAATAN ILMU

SYARAT KEMANFAATAN ILMU

Allah telah menganugerahi kalian nikmat yang luar bíasa, berupa hidayah tergeraknya hati kalian dan hati orang tua untuk memasrahkan kalian mencari ilmu di Pesantren Mamba’us Sholihin ini untuk tafaqquhfiddin. Tidak lain adalah untuk memahami agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Tanpa memahami ilmu agama seorang hamba tidak akan selamat di dunia maupun di akhirat. Perlu kalian sadari dan syukuri, Allah SWT Di samping memahami ilmu agama, juga Di harus disertai dengan mengamalkannya.

Ucapan terimakasih dari Kyai besar itu kepada segenap Asatidz dan pengurus yang telah mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk berkhidmah dalam Pesantren yang dirintis. Berharap mudah-mudahan khidmah yang telah tercurahkan, mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT dan tercatat sebagai amal sholeh yang insyaallah pahalanya tidak akan putus, meski telah meninggalkan dunia yang fana ini.

Kyai Buhin begitulah para santri mengaguminya, ketahuilah, dari awal berdirinya Mamba’us Sholihin hingga sampai saat ini dan seterusnya, kyai tidak pernah memohon kepada Allah SWT agar Habaib ataupun Ulama yang berkunjung, meminta didoakan agar memiliki santri yang banyak. Oleh karena itulah tidak pernah membuat spanduk, sekalipun di depan Pesantren. Sedikit atau banyak santri, semuanya terserah Allah SWT sepenuhnya. Kyai  takut akan timbulnya rasa ujub dalam hati. Rasa bangga diri sebab mempunyai banyak santri. Hal inilah yang senantiasa Kyai khawatirkan. Penyakit hati ini sangat berbahaya. Terlebih munculnya rasa sombong. Naudzubillah dzalik. “Pinta beliau saat mengajar kitab kuning”.

Karena pada hakikatnya, banyaknya santri merupakan tugas yang sangat besar dan amanah yang amat berat. Akan tetapi, Kyai percayai bahwa banyaknya santri ini hanyalah semata-mata karena Allah telah menggerakkan hati para wali santri. Kyai percaya dengan bimbingan serta hidayah yang dianugerahkan Allah SWT. Semoga Kyai dan para Asatidz dapat mengemban amanah, sebaik mungkin.

Kondisi Pesantren yang seadanya ini, janganlah sampai mengurangi himmah dalam mengaji. Jangan biarkan kebodohan menjajah diri kalian! ”pesan beliau”. Jangan mentang-mentang kita sudah menjadi mahasiswa, merasa sudah banyak ilmu, sehingga kementus lan kemeruh sampai tidak berkenan ngaji. Keadaan seperti ini sebenarnya,sudah maklum terjadi di Pesantren. Oleh karenanya, kyai  berharap dengan adanya fasilitas seadanya ini tidak sampai mengurangi semangat kalian dalam belajar dan tafaqquh berusaha melengkapi sarana-sarana Pesantren.

Pesan terdalam Kyai untuk Santri-santri…

Pesantren ini kedua hal tersebut sangatlah dijaga dalam penerapannya. Berbeda dengan suasana pendidikan di luar pesantren yang hanya mengutamakan pengajaran mempedulikan amaliahnya. Orang tuanya sibuk mencari nafkah, bahkan tidak ada waktu yang terluangkan untuk anaknya. belajar di Pesantren ini adalah sebuah nikmat dan hidayah yang wajib kalian syukuri. Mensyukuri nikmat berarti memanfaatkan waktu di Pesantren yang terbatas ini sebaik mungkin untuk mengaji. Tidak lupa untuk mempraktekannya seperti dalam masalah sholat jamaah atau yang lain. saja tanpa Oleh karenanya, Lebih dari itu semua, saya mengharap agar para pengurus dan Asatidz dapat memberikan teladan yang maksimal dalam perihal akhlak.

Santri yang sebelum nyantri di pondok ini tata kramanya kurang baik, pembenahan setelah menginjakkan kaki di sini. Sebab jika seorang hamba ingin selamat maka tidak boleh lepas Insyaallah, santri yang baik budi pekertinya mampu memahami agama, mengamalkannya serta mengajarkannya dan niscaya kelak akan selamat di dunia maupun di akhirat.

Dan niat kalian di sini bukanlah hanya untuk mendapat ijazah semata, melainkan niat untuk memahami agama dan harus ada dari Akhlakul karimah. mensyukuri nikmat berupa kesehatan, akal, dan kemauan orang tua kalian memasrahkan kalian di Pesantren ini. Karena dengan perantara ta’dzim inilah manfaatnya ilmu dapat dicapai.

Bagikan

SISI LAIN LAINNYA