INGAT! JANGAN SALAH NIAT

Adek Yatim Al-Jihad Surabaya

Dalam kitab Ihya’ Ulumudin, Imam Ghozali mengutip suatu hadist, diantara penggalanya ialah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:”Seorang lelaki meninggal dalam jihad di jalan Allah. Allah berkata:”Apa yang kamu perbuat?”. “Ya Allah aku diperintahkan berjihad, maka aku berjihad dan aku terbunuh”. Maka Allah berkata:”Kau berbohong”. Malaikat menimpali:”Kau berbohong, kau hanya ingin dikatakan seorang pemberani”.  Setelah menceritakannya, Rasulullah SAW berkata pada Abu Hurairah:”Wahai Abu Hurairah, mereka itu segolongan makhluk yang mana, api neraka akan semakin besar sebab keberadaan mereka di hari kiamat”.

Dikisahkan bahwa perawi hadist ini mendatangi Muawiyah, meriwayatkan  hadist ini dan menangis. Sebab ia memahami bahwa amal baik, meskipun itu jihad, tidak mengantarkannya ke surga namun justru menyeretnya ke neraka. Mengapa demikian? Karena pengaruhnya niat buruk, sebelum melakukan amal baik. Adapun penjelasannya:

  1. Pengaruh Niat di hari kiamat

Dalam merenunggi peristiwa hadist diatas, bahwa niat seseorang pasti mempengaruhi amal baiknya kelak di hari kiamat. Amal baik saja ternyata tidak cukup, sekalipun amal itu berupa perang. Melainkan harus dilandasi niat karena Allah. Sebab amal baik yang tidak didasari karena Allah, apalagi didasari niat yang buruk, menjadikan amal tersebut sia-sia. Allah berfirman:”Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”(Al-Furqon:23).

  1. Pengaruh Niat dalam perbuatan

Niat memiliki kekuatan yang luar biasa dan diibaratkan sebagai baterai. Sebuah telepon tidak akan berfungsi tanpa adanya baterai di dalamnya. Begitupula amal, ia tidak akan berfungsi dengan baik tanpa adanya niat yang baik dalam amal tersebut. Sebagian ulama’ berkata:”Niat adalah ruhnya amal”. Jasad tanpa ruh artinya jasad itu telah mati. Begitupula amal tanpa niat, amal tersebut tak benilai sama sekali.

Salim bin Abdullah pernah memberikan nasihat kepada Umar bin Abdul Aziz:”Ketahuilah bahwa pertolongan Allah pada hambanya tergantung pada niatnya, barang siapa yang sempurna niatnya, maka sempurna pertolongan Allah untuknya. Dan barang siapa yang kurang niatnya, maka kurang pula pertolongan Allah untuknya”. Nasihat singkat ini menunjukkan bahwa niat seseorang sangat berpengaruh pada aktivitasnya.

  1. Karena Allah

Janganlah kita ragu ataupun lelah untuk mengatakan dalam hati kita, bahwa kita beraktivitas karena Allah. Dan jangan pula malu untuk mengatakannya. Sebab, siapa yang memberi kita rizki? Allah. Siapa yang memberi kita tenaga sebelum kita memintannya terlebih dahulu? Allah. Siapa yang memberi kita waktu? Allah. Siapa yang memberi kita nafas? Allah. Siapa yang menjadikan hidup bahagia dunia dan akhirat? Kalau bukan Allah siapa lagi?

Manusia, harta benda, hewan, kendaraan? Semua hanya ciptaan yang tidak bisa memberikan kemanfaatan, kecuali atas kehendak Allah. Jika kita memahami demikian, sangat tidak pantas kita berniat  untuk selain Allah. Lebih-lebihnya berniat untuk dunia yang justru dibenci Allah. Berniat untuk menumpuk harta, mendapatkan tahta dan menuruti nafsu. Jadi dalam segala aktivitas, kita niatkan untuk Allah, lalu kita bergerak dan pasrahkan semua pada Allah. Cukup Allah, bagi kita. Khasbunallah Wa ni’mal wakil, Ni’mal Maula wa ni’mal Nashir. Dan jika sudah bisa berniat tulus untuk Allah, maka pujian tak akan membuat kita terbang, harta tidak akan menjadikan kita senang, cacian tidak akan membuat kita jatuh, hilangnya harta tidak menjadikan runtuh, karena kita punya Allah.  Allah maha kaya dan kita adalah hamba dari yang maha kaya. Semoga bermanfaat dan diiringi hidayahnya. Al-Fatihah.

 

Bagikan

SISI LAIN LAINNYA