Sosok Ulama Tawadhu dan Cerdas – KH. Dr. Idham Chalid

Nama KH. Idham merupakan salah satu ulama asia Tenggara yang dianugerahi ingatan yang tajam dan kuat. Kecerdasan beliau terlihat sejak kecil Ketika berumur 10 tahun, buku bacaan beliau sudah mengenai hal ihwal filsafat dan buku-buku terkenal dari mancanegara. KH. Idham Chalid merupakan seorang ulama’ Asia Tenggara yang dianugerahi ingatan yang kuat.  Bagaimana tidak beliau hafal al-Qur’an, banyak hadits dan hafal beberapa matan kitab kuning. ribuan kosa kata berbahasa asing. Setidaknya ada sepuluh bahasa yang memori beliau, yaitu: Bahasa Arab, Inggris, Belanda, Jepang, Perancis, Jerman, Jawa, Sunda, Banjar dan Bahasa Indonesia.

Alur pemikiran beliau yang begitu sistematis hal ini bisa diketahui dari buku autobiografi yang beliau tulis pada tahun 1982,  Naskah autobiografi dengan judul Autobiografi Dr. KH. Idham Chalid, untük Kanak-anakku, cucu-cucuku dan murid-muridku; saat menulis naskah iní beliau súdah berusia 60 tahun.

Sangat rinci dan kronologinya mengalir seperti air. Beliau masih ingat bagaimana situasi kondisi ketika masih anak-anak, remaja dan tuanya, juga masih ingat tanggal dan jam pada peristiwa-peristiwa dalam hidupnya. Bukti ingatan kuat beliau lainnya adalah mampu menulis dua buah kitab tasawuf tanpa menggunakan bahan rujukan, berdasarkan ingatan semata, karena menulisnya ketika berada di balik jeruji besi pada tahun 1949.

Ketika menjadi pemimpin, baik jabatan kenegaraan, politik maupun keagamaan, dan dihadapkan dengan suatu masalah yang pelik, beliau memecahkannya dengan analisa yang sangat tajam, dari berbagai aspek. Baik buruknya suatu keputusan itu selalu diperhitungkan. Seringkali beliau menggunakan kaidah fiqh sebagai kunci jawabannya. Ketika ada orang yang menyebut bahwa KH. Idham tidak komitmen, oportunis, atau hanyut terbawa arus. Hal itu terserah orang yang menilai, kata KH. ldham, yang jelas beliau tidak terbawa arus.

Menurut KH. idham, bukan dia yang tidak gak punya pendirian, tapi itu namanya menyesuaikan diri; kita mengambil solusi yang terbaik diantara resiko yang ada. Sebagai  contoh, tentang komitmen, apa yang komitmen itu selamanya baik. Ya, itu benar. Tapi yang benar itu belum tentu baik dan yang baik sudah tentu benar.

KH. Dr. Idham Chalid menambahkan, mengapakah pemimpin-pemimpin kita zaman sekarang, maka tidak berbuat sebagaimana caranya Imam Syafi’i? Sebenarnya itulah, karena yang menjadi pegangan mereka adalah konsekuen. KH. Dr. Idham Chalid punya pemikiran bahwa pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu menyiapkan kader penggantinya sebagai dedikasi.

“Ada beberapa ucapan KH. Idham Chalid yang sering disampaikan, yang menunjukkan beliau, antara lain: lebih baik minyak onta cap onta cap babi, dari pada minyak babi cap onta (maksudnya adalah substansi atau isi lebih penting daripada kulit. Memilih substansi Islam, bukan labelnya). Jangan melawan arus, ikuti arus, tapi jangan sampai hanyut. Boleh saja meninggalkan jamiyyah, asal jangan meninggalkan jamaah. Setiap orang ada zamannya, setiap zaman ada orangnya”.

KH. Idham Chalid, semasa hidupnya dikenal dengan orang yang baik, memiliki kepribadian yang mampu menyentuh hati sanubari orang  yang bertemu dengannya. Di mata guru-guru ia selalu menjadi perhatian utama, selain kesantunan dan ketawadhuan pada setiap sosok yang bernama guru. Untuk semua guru kita, Al-Fatihah.

Bagikan

KISAH INSPIRATIF LAINNYA

KISAH INSPIRATIF LAINNYA