Memuliakan Ramadhan Dengan Tadabbur Al-Quran

Ramadhan bulan Al-Quran. Dorongan untuk membaca Al-Quran semakin besar, Allah menjanjikan pahala yang berlipat pada siapapun yang membacanya dibulan ramadhan. Selain membaca akan lebih bermanfaat lagi bagi kita dengan mentadabburinya, yakni memuliakan ramadhan dengan tadabbur Al-Quran.

Mari berkenalan dengan tadabbur. Tadabbur menurut Prof. Quraisy Shihab memiliki makna dubur (belakang). Tadabbur adalah membaca Al-Quran, memahaminya dan menghayatinya sehingga lahir sesuatu dibelakang bacaan itu atau dengan kata lain berdampak bacaan pemahaman dan penghayatan dari kita sampai pada akhirnya kita akan merasakan sendiri dampaknya setelah membaca Al-Quran. Dalam buku Pendar-Pendar Kebijaksanaan oleh KH Husein Muhammad, kata tadabbur artinya adalah merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Adapun ahli bahasa mendefinisikan tadabbur sebagai melihat akibatnya dan hasil akhirnya. 

Al-Quran sudah diakui oleh dunia. Diluar sana para orientalis banyak yang faham akan Al-Quran, namun mereka tidak dapat manghayati dan mengamalkan. Orientalis merupakan sekelompok akademisi Barat yang mengkaji bahasa-bahasa dan sastra dunia Timur, serta memiliki ketertarikan yang signifikan terhadap agama-agama, sejarah, adat istiadat, dan ilmu-ilmu yang berasal dari suatu wilayah. Sedang kita sebagai umat muslim dituntut untuk mentadabburinya. Maka  setelah bertadabbur akan lahir aktivitas yang sesuai dengan tuntunan apa yg kita baca dan pahami pada ayat Al-Quran tersebut. 

Contoh tadabbur, tentang Nabi Muhammad yang diceritakan oleh Sayyidah Aisyah. Suatu ketika dimalam hari Aisyah melihat Nabi Muhammad Saw semalam penuh menunaikan shalat dan bertafakur. Namun tiba-tiba sepanjang malam nabi menangis. Keesokan harinya Aisyah menanyakan apa yang ia lihat kepada Nabi, beliau pun menceritakan bahwa malam itu telah turun ayat Al-Quran yg menjadikan saya berusaha untuk  memahami, menghayati dan mentadabburinya.

Didalam Al-Quran Allah juga memerintahkan kita untuk bertadabbur, 

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا

“Tidakkah mereka tadabbur pada Quran, ataukah hati mereka terkunci karena ada kunci penutup hati mereka”(QS. Muhammad 24).

 Memahami dari ayat tersebut maka jika ingin bertadabbur, kita perlu berusaha untuk membuka hati. Bukalah hatimu, karena kufur itu adalah penutup. Jangan hanya fikiran yang dibuka, namun hatimu pula. Imam Ibnu Hubairah mengatakan bahwa salah satu tipu daya setan adalah menjauhkan hamba-hamba-Nya dari tadabbur Al-Qur’an, sebab ia tahu bahwa petunjuk itu akan muncul saat merenungi Al-Qur’an.  

Pada bulan yang mulia ini, mari memuliakannya dengan membersihkan hati, melantunkan ayat-ayat Al-Quran, merenungi dan meresapi yang terdapat didalamnya. Poin penting untuk pengingat kita, yakni dengan mencari kandungan makna, hikmah-hikmahnya dan maksud dari sebuah ayat Al-Quran maka ramadhan kita akan menjadi lebih berwarna. Karena dengan mengamalkan dan mengembalikan setiap kejadian yang kita alami berpedoman dengan Al-Quran maka hati kita akan merasa tentram dan tenang. Hal tersebut juga harus diseimbangkan dengan ilmu, karena ilmu bisa membuat hati kita tentram, terutama ilmu tentang tasawuf. 

Berusaha menyikapi sesuatu dengan isyarah Al-Quran dan dengan cara pandang Al-Quran, maka sedikit demi sedikit hatinya akan syahru (lapang). Menjadikan Al-Quran sebagai pelita hati. Kita harus membiasakan jika terjadi masalah terbiasa untuk butuh kepada Allah. Bertadabburlah kepada Al-Quran, seseorang yang hanya melafalkan Al-Qur’an tidak bisa merasakan kenikmatan ketika membaca ayat-ayat mengenai kabar gembira dan tak merasa takut akan ayat yang berisi ancaman Allah Swt kepada mereka yang tidak bertakwa. 

 

Bagikan

SISI LAIN LAINNYA