Hati Jadi Penentu Akhlak Terpuji

 

 

Kyai Ahmad Anwar Zahid atau dikenal juga dengan Abah Anza lahir 11 Maret 1974 di Bojonegoro. Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Sabilunnajah sekaligus seorang pendakwah kondang asal Kanor, Bojonegoro. Sejak kecil ia sekolah di komplek pesantren Attanwir, Sumberrejo, Bojonegoro. Kemudian menimba ilmu di pondok pesantren Langitan, Tuban, lalu berpindah ke asrama pesantren Ta’limul Qur’anil Adzim di Bungah, Gresik yang fokus pada penghafalan Al-Quran.

Beliau lahir dan tinggal hingga saat ini di desa Simorejo, kecamatan Kanor, Bojonegoro. Hingga saat ini ia selalu mengisi 3 hingga 4 jadwal pengajian setiap harinya di berbagai daerah. hal itu karena selalu ada permintaan jadwal yang masuk dari jamaah di setiap harinya, sehingga jadwal pengajian beliau selalu penuh hingga beberapa tahun kedepannya. 

Hal ini terjadi lantaran cara ceramahnya yang sangat digemari oleh semua strata masyarakat, bahasa yangia gunakan selalu mengena di hati jamaah dan selalu diiringi humor-humor yang bermakna, ia selalu menyindir perilaku-perilaku dan sifat seseorang yang biasa terjadi di dalam sebuah masyarakat, sehingga para jamaah pun hanya bisa tertawa dan menyadari akan kebenaran dari apa yang disampaikan, sehingga apa yang menjadi pokok inti ceramah secara tidak langsung sudah diterima oleh jamaah melalui humor-humor tersebut. 

Selain di Indonesia, ia juga seringkali mengisi pengajian di mancanegara, seperti Hongkong, Korea Selatan, Malaysia. Selain itu terdapat juga pengajian rutin di pondok pesantren yang ia asuh tiap hari Ahad Kliwon yang diberi nama jamaah maqaman mahmudah.

Abah Anza memulai pendidikannya dengan belajar di SD, SMP di lingkungan rumahnya. Pada tahun 1988, beliau melanjutkan studinya dengan belajar nyantri di pondok pesantren Langitan dibawah asuhan romo KH. Abdullah Faqih. Pada masa-masa di pondok pesantren langitan itulah  memanfaatkan Abah Anza menggunakan waktu untuk mempelajari agama dengan begitu baik dan juga mendalam. Selain mendalami ilmu agama beliau juga dilatih dengan metode-metode dakwah yang mumpuni sehingga disinilah bakat-bakat beliau dalam berdakwah dan menyebarkan agama Islam mulai terasah dengan baik. 

Setelah restu dan juga doa dari Romo KH. Abdullah Faqih diperoleh berangkatlah KH. Anwar Zahid menuju pesantren “APTQ” Sampurnan Bungah Gresik. Pada pesantren itu KH. Anwar Zahid ingin memperdalam ilmu dalam bidang Al-Quran dan juga hafalannya. Di pondok pesantren ini beliau di gembleng dengan pemahaman akan Al-Quran secara mendalam baik dari segi pelafalan tafsir dan juga hafalan Al-Quran. Berkat gemblengan dari pondok pesantren langitan dan juga pondok pesantren APTQ Sampurnan Bungah Gresik saat ini beliau mampu dengan baik menjalankan misi dakwah dan juga keumatan.

Dalam suatu sesi mauidhoh beliau menyampaikan beberapa pesan,”Hati merupakan hal pokok dari segala perilaku manusia. Jika hatinya baik, maka perilakunya akan baik, akan tetapi apabila hatinya buruk maka akan berakibat buruk terhadap perilaku manusia. Beliau juga menyebutkan, getaran pertama di hati manusia itu selalu baik. Diantara contohnya adalah ketika melihat pengemis, pasti dalam hati ada rasa ingin memberi, kemudian muncul rasa tidak jadi memberi “itu karena kita sering dihalangi oleh nafsu dan kepentingan,” ujar Kyai Anwar Zahid dalam tayangan YouTube Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Kanor, Bojonegoro itu menjelaskan, setiap manusia itu seperti botol, kalau di dalamnya berisi parfum pasti akan wangi. “seperti orang kalau hatinya baik, lewat omongan orang pun akan baik. Semua perilakunya pasti baik kalau hatinya baik,” ucapnya.

Lanjut Kyai Anwar Zahid, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an, bahwa hati manusia itu selalu baik karena getaran pertama itu namanya iman. Getaran iman yang ada di dalam hati ketika dikerjakan akan menjadi amal shaleh. “jangankan di kehidupan nyata, contoh ketika kita menonton sinetron atau film yang ceritanya sedih, kita pasti akan ikut merasakan sedihnya,” ungkapnya. Maka dari itu, baik buruknya manusia ditentukan oleh hatinya. Seseorang yang memiliki hati yang baik pasti akan selalu dianggap baik dari sudut pandang manapun. “Begitu juga sebaliknya, kalau hatinya jelek pasti jadi orang jelek,” tutur Kyai alumni pesantren At-Tanwir, Sumberejo, Bojonegoro itu. 

Menurutnya, di dalam hati seseorang ada yang namanya sirrul ikhlas atau al-hubb yang biasa disebut dengan cinta. Sebab itu, hati itu bukan hanya sekeras daging segumpal darah, tapi yang namanya hati itu adalah alam metafisik yang menentukan seluruh kehidupan manusia. “jika seseorang ikhlas melakukan sesuatu dari dalam hati, pasti hasilnya akan baik. setiap orang itu omongannya bisa saja sama tapi rasanya berbeda. Karena hati dari setiap orang itu berbeda,” tandas Kyai Anwar Zahid.

 

 

Bagikan

KISAH INSPIRATIF LAINNYA

KISAH INSPIRATIF LAINNYA