Hari Raya Idul Fitri dilaksanakan secara berulang-ulang dalam setiap tahunnya. Sebuah momen bagi kehidupan manusia guna memperbaiki posisi dalam mengurangi perjalanan hidup di dunia, yaitu orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Hal yang jarang diketahui adalah sejarah awal mula adanya hari raya. Sebuah riwayat menceritakan tentang asal mula terjadinya Hari Raya Idul Fitri. Idul fitri sudah disyariatkan pada tahun pertama bulan hijriyah, namun baru dilaksanakan pada tahun kedua hijriyah yakni selepas perang badar. Pada masa rosulullah SAW, di sebuah kota yang terletak di madinah, ada dua hari yang di dalamnya terdapat kaum Yasyik yang menggunakan dua hari tersebut, dengan berpesta-pesta dan bersenang-senang semata dan terkesan lebih berfoya-foya. Kedua hari tersebut dinamakan An-Nairuz dan hari Al-Mahrajan.
Hari An-Nairuz dan hari Al-Mahrajan tersebut ditentukan oleh pemimpin yang berkuasa pada masa itu. Penyebab ditentukannya hari itu sebagai hari raya mereka, karena kedua hari tersebut terdapat kestabilan kondisi dan suhu udara. Hari itu sudah ada sejak zaman jahiliyah, sehingga menjadi sebuah tradisi yang melekat pada orang Madinah kaum Yasyrik.
Ketika hal tersebut menjadi sebuah tradisi dan budaya kaum Yasyrik, sampailah kabar tersebut pada Rasulullah SAW. sehingga Rasulullah ingin mencari tahu, bahwa apa yang sedang mereka lakukan dengan kedua hari tersebut. Kemudian orang-orang Madinah pun menjawab:
“Wahai Rasul pada hari ini kami sedang merayakan pesta untuk kesenangan dan kepuasan kita dan kita akan menjadikan hari ini, menjadi sebuah tradisi kita karena sudah ada sejak zaman kaum jahiliyah”.
Mendenggar hal tersebut Rasulullah tersentak hatinya untuk memberhentikan tindakan mereka yang tidak bermanfaat. Sehinggan Rasulullah berkata kepada kaum Yasyrik tersebut: “Kalian harus bahwa, sesungguhnya Allah menggantikan kedua hari tersebut dengan hari yang lebih baik. Yang mana hari itu tidak akan menjadikan kalian orang yang sekedar berpesta dan berfoya-foya, karena hal tersebut menjadikan kalian umat yang bodoh, yang akan menggunakan waktu dan harta kalian dengan mubbazir dan sia-sia. Sesungguhnya Allah SWT telah mengganti kedua hari tersebut dengan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, yang penuh dengan makna dan hikmah-hikmahnya”.
Peristiwa tersebut menjadi sebuah riwayat hadist yangterdapat dalam kitab fiqih Madzahib Al-Arba’ah karya Abdurrahman Al-Jaziri yang berbunyi:
“Diriwayatkan dari Anas RA berkata: “ketika Rosulullah SAW datang ke madinah dan penduduk madinah memiliki dua hari raya, yang didalamnya mereka berpesta-pesta dan bermain-main”. Adapun hal demikian sudah ada sejak zaman jahiliyyah. Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikannya untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik itu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha“. (Hadist Riwayat Abu Dawud).
Hari Raya Idul Fitri untuk pertama kalinya dirayakan oleh umat islam, selepas perang badar tahun kedua hijriyah. Dalam pertempuran itu, umat islam meraih kemenangan dimana hanya dengan jumlah pasukan 319 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 1000 tentara dari kaum Quraisy.
Pada tahun itu Rasulullah dan para sahabat menyatakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan kaum kafir dalam perang badar dan menaklukan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa. Menurut sebuah riwayat, nabi Muhammad dan para sahabat menunaikan sholat id pertama kali dengan kondisi luka-luka yang masih belum pulih akibat perang badar.
Rosulullah SAW pun dalam sebuah riwayat disebutkan, merayakan Hari Raya Idul Fitri pertama dalam keadaan letih. Sampai-sampai Rasulullah bersandar pada Bilal RA dan menyampaikan khutbahnya. Menurut Hafidz Ibnu Katsir, pada Hari Raya Idul Fitri yang pertama, Rasulullah SAW pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan menunaikan shalat id diatas tanah lapang itu.
Sejak itulah nabi Muhammad SAW dan para sahabat menunaikan shalat Ied di lapangan terbuka. Hingga kini, Idul Fitri telah dirayakan kaum Muslimin lebih dari seribu kali. Disetiap wilayah atau daerah, umat islam memiliki tradisi masing-masing untuk merayakan dan mengisi hari raya itu.