AL-BARRA’ SANG PAHLAWAN PERANG MUSLIM

AL-BARRA’ SANG PAHLAWAN PERANG MUSLIM

Salah satu kiisah sahabat Nabi dalam medan perang yaitu Al-Barra’ bin Malik, dimana ia merupakan saudara dari Anas bin Malik. Ia terbilang memiliki tubuh yang kurus dengan kulit legam, walaupun begitu semangat dan kegigihannya dalam membela agama Islam patut kita teladani. Bagaimana tidak? Ia mampu menewaskan ratusan orang kafir selama berperang, bahkan satu lawan seratus ia mampu mengatasinya.

Ketika masa pemerintahan Abu Bakkar Ash-Siddiq terdapat sebuah peperangan yaitu perang Yamamah, dimana perang ini melawan pasukan dari Musailamah Al-Kadzhab. Dan pada saat itulah ia menunjukan kepahlawanannya dalam medan pertempuran, dimana ia mendapatkan perintah dari Khalid bin Walid untuk mengerahkan semua kaum Anshar.

Mendengar perintah tersebut ia langsung berteriak dengan lantang kepada kaumnya bahwa kalian tidak boleh lagi kembali ke Madinah, karena tidak ada Madinah lagi setelah hari ini. Bahkan ia terus menyerukan untuk selalu mengingat surga. Setelah berkata dengan semangatnya ia langsung maju untuk mendesak kaum kafir yang diikuti dengan pasukannya.

Ia terus menghempaskan pedangnya dan menebas musuh Allah SWT yang datang mendekat. Melihat para prajuritnya mulai berguguran membuat Musailamah sang panglima perang kaum kafir merasa takut dan gentar untuk menghadapinya, sehingga mereka lari tunggang langgung dan berlari menuju ke sebuah banteng yang terkenal dengan sebutan Kebun Maut.

Kebun Maut inilah yang menjadi banteng terakhir dari pasukan kaum kafir, dimana banteng ini memiliki pagar yang tinggi dan kokoh. Karena ketakutan pasukan kafir mengunci gerbang banteng tersebut dengan sangat rapat, dan dari atas banteng mereka melakukan serangan dengan menghujami panah.

Keadaan tersebut sedikit membuat kaum muslimin kebingungan, namun Al-Barra memiliki ide untuk mengangkat tubuhnya dan melindungi menggunakan perisai dari panah. Ia meminta kaumnya untuk melemparkan ke dalam banteng musuh, bahkan ia berseru siap mati syahid demi membukakan gerbang untuk pasukannya.

Dan dalam sekejap, tubuh kerempengnya berhasil masuk kedalam banteng musuh. Ia pun berhasil membukakan pintu gerbang, sehingga pasukan kaum muslimin membanjiri untuk masuk kedalam banteng tersebut. Akhirnya lebih dari 20.000 pasukan kaum kafir tewas, termasuk panglima mereka yaitu Musailamah.

Jasa Al-Barra dalam perang ini begitu besar, dan ia harus rela menanggung rasa sakitnya. Bahkan lebih dari sebulan ia harus dirawat akibat luka-luka yang didapatkan. Dan akhirnya ia sembuh kembali, padahal AL-Barra’ menginginkan sekali untuk bisa mati syahid. Dan sejak saat itulah ia terus ikut dalam berperang.

Dan pada saat perang Tustar melawan Persia ia tidak mau ketinggalan untuk ikut berperang. Pada saat itu kejadian yang sama berulang kembali, dimana pasukan musuh mundur dan berlindung di dalam sebuah banteng yang kuat dan kokoh. Walaupun kaum muslimin berhasil mengepung banteng tersebut, namun kaum Persia melancarkan berbagai serangan dengan pengait besi yang panas.

Dan Anas bin Malik yang merupakan saudara Al-Barra’ terkena oleh pengait besi panas tersebut dan tidak bisa melepaskan pengaitnya. Hal ini membuat Al-Barra’ dengan segera melompat ke dinding dan melepaskan pengait besi tersebut dari tubuh saudaranya. Karena besi yang sangat panas membuat tangan AL-Barra’ melepuh, walaupun begitu semangatnya tidak goyah dan terus melancarkan serangan ke pasukan Persia. Dan akhirnya keinginannya untuk mati syahid terkabul, dimana dalam perang ini doa dari Al-Barra’ untuk mati syahid dikabulkan. Dan ia gugur dengan senyuman bahagia pada wajahnya.

Bagikan

KISAH INSPIRATIF LAINNYA

KISAH INSPIRATIF LAINNYA