Adab dan Tata Cara Bertamu yang Baik

adab bertamu

Dalam ajaran Islam telah diatur mengenai adab dan tata cara bertamu. Bertamu daam istilah syar’i bisa juga disebut dengan ziarah, sebuah amalan yang memiliki nilai pahala yang agung di sisi Allah Swt, sehingga saling berkunjung kepada saudara atau kepada kerabat merupakan perbuatan yang sangat mulia dalam meraih kecintaan Allah Swt. Namun, tentu saja dalam aktivitas ini telah diatur dalam ajaran Islam mengenai adab-adab dan batasan-batasannya, di antara adab bertamu yang berkaitan dengan waktu adalah tidak berkunjung pada waktu-waktu yang dilarang oleh syariat agama kita.

Dalil Bertamu

Syaikh Fu’ad Abdul Aziz As-Syalhub hafizhahullahu Ta’ala menyebutkan dalam Kitabul Adab beliau bahwa ada tiga waktu terlarang dalam berkunjung, yaitu: sebelum sholat subuh, waktu tidur siang (menjelang dzuhur), dan setelah sholat isya. Pelarangan ini karena waktu-waktu tersebut adalah waktu yang biasanya digunakan untuk beristirahat, sebagaimana waktu-waktu ini merupakan waktu terlarang bagi anak-anak yang belum baligh untuk memasuki ruangan orang tuanya dan begitu juga para pembantu dan budak. Hal ini berdasarkan firman Allah Swt dalam surat An-Nuur ayat 58:

 یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لِیَسۡتَـٔۡذِنكُمُ ٱلَّذِینَ مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُكُمۡ وَٱلَّذِینَ لَمۡ یَبۡلُغُوا۟ ٱلۡحُلُمَ مِنكُمۡ ثَلَـٰثَ مَرَّ ٰ⁠تࣲۚ مِّن قَبۡلِ صَلَوٰةِ ٱلۡفَجۡرِ وَحِینَ تَضَعُونَ ثِیَابَكُم مِّنَ ٱلظَّهِیرَةِ وَمِنۢ بَعۡدِ صَلَوٰةِ ٱلۡعِشَاۤءِۚ ثَلَـٰثُ عَوۡرَ ٰ⁠تࣲ لَّكُمۡۚ لَیۡسَ عَلَیۡكُمۡ وَلَا عَلَیۡهِمۡ جُنَاحُۢ بَعۡدَهُنَّۚ طَوَّ ٰ⁠فُونَ عَلَیۡكُم بَعۡضُكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضࣲۚ كَذَ ٰ⁠لِكَ یُبَیِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡـَٔایَـٰتِۗ وَٱللَّهُ عَلِیمٌ حَكِیمࣱ 

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sholat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. An-Nuur : 58).

Waktu Yang Tepat

Sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa suatu ketika Nabi Muhammad Saw bertamu ke rumah Abu Bakar as-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu pada waktu sebelum sholat zuhur, dan kedatangan beliau itu mengagetkan Abu Bakar, sehingga Abu Bakar mengatakan “bahwa Nabi Muhammad Saw tidaklah mendatangi kami pada waktu tersebut kecuali karena sesuatu yang sangat penting telah terjadi” (HR. Bukhari :2138), hadits ini menunjukkan bahwa kagetnya Abu Bakar atas kedatangan Nabi Muhammad Saw pada waktu tersebut menunjukkan bahwa waktu itu bukanlah waktu yang biasa dijadikan untuk berkunjung.

Sehingga dengan dalil-dalil yang ada, maka terlaranglah berkunjung pada tiga waktu tersebut, kecuali jika seseorang diundang untuk menghadiri acara walimah, makan siang atau makan malam, maka ini tidak masuk dalam pembahasan di atas, karena memang kehadiran orang yang berkunjung atas permintaan tuan rumah. (lihat: Kitabul Adab, hal: 85-86).

Adab Bertamu Yang Harus Diperhatikan

Berikut ini adalah adab bertamu yang harus diperhatikan menurut pandangan Islam:

  1. Memiliki niat yang baik. Dalam melakukan kegiatan bertamu, kita diharuskan untuk memiliki niat yang baik, seperti untuk menyambung silaturahmi, menjenguk atau sebagainya.
  2. Meminta izin dan berkunjung di waktu yang tepat. Rasulullah Saw mengajarkan kita, bahwa batasan meminta izin untuk bertamu sebanyak tiga kali. 
  3. Bersalaman. Bersalaman atau berjabatan tangan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk menghormati dan mempererat tali silaturahmi sesama umat Islam.
  4. Sopan santun dalam bersikap dan bertutur. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan menghargai penerima tamu. Selain itu hal ini juga dapat menghindarkan kita dari perbuatan yang menyinggung atau menyakiti orang lain.
  5. Menerapkan batas waktu bertamu. Selain berkunjung di waktu yang tepat kita juga harus memperhatikan batas waktu dalam bertamu. Karena jika seseorang bertamu terlalu lama dikhawatirkan akan memberikan rasa tidak nyaman dan akan membebani sang penerima tamu.

Bagikan