Meraih Kenikmatan Dunia dan Akhirat

 

Hidup nikmat merupakan suatu dambaan bagi setiap manusia.  Oleh sebab itu, tak heran jika manusia selalu berusaha dengan melakukan berbagai cara demi meraih kenikmatan. Namun sayangnya, sebagai manusia kita seringkali lalai terhadap kehidupan mendatang, sehingga hanya mementingkan kenikmatan di dunia. Padahal sesungguhnya kenikmatan di dunia itu akan sirna, sedangkan kehidupan akhirat lah yang abadi selamanya. Lalu bagaimana langkah yang dapat kita lakukan demi meraih kenikmatan dunia dan akhirat?

Pertama, berupaya untuk menjadi orang yang ahli ilmu. Dalam agama Islam, para ahli ilmu memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Pernyataan ini dibuktikan pada QS. Al-Mujadalah ayat 11:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

Artinya: ‘’Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.’’ Dalil tersebut juga didukung oleh hadis Rasulullah Saw yang berbunyi:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ (رواه بيهقى

Nabi Muhammad saw bersabda : “Jadilah engkau orang berilmu, penuntut ilmu, pendengar ilmu serta orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (HR. Baihaqi).

Hadis tersebut menyatakan bahwa Rasulullah Saw memerintahkan kepada umat Islam untuk menjadi alim atau ahli ilmu.  Jika tidak mampu menjadi ahli ilmu, maka dianjurkan supaya menjadi penuntut ilmu.  Namun jika manusia tidak mampu menuntut ilmu, maka bisa mendengarkan nasehat-nasehat. Kemudian jika tidak mampu lagi, langkah lain yang dapat ditempuh ialah mencintai ilmu.

Selain  itu, Rasulullah Saw melarang umatnya menjadi orang kelima ata khomisan. Khomisan ialah tidak menjadi ahli ilmu, penuntut ilmu, pendengar, serta pecinta ilmu. Golongan kelima ini kelak akan celaka.

Langkah kedua ialah melalui tirakat. Kata “tirakat” diambil dari bahasa Arab, yaitu thariqah yang memiliki arti jalan. Tirakat adalah sebuah perjalanan yang ditempuh seseorang demi mencapai sesuatu yang diinginkan. Salah satu contoh tirakat ialah meninggalkan suatu kesenangan, misalnya saat diajak oleh teman untuk pergi ke mall, kemudian kita menolaknya demi menghadiri majelis dzikir. Tirakat yang dilakukan secara benar dan sempurna dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga hajat kita cepat terkabul.

Ketiga, Istiqomah. Setiap amalan yang dilaksanakan secara istiqomah dapat menjadi wasilah atau perantara terbukanya pintu hikmah. Istiqomah merupakan sikap yang sangat mulia, sebab memiliki keistimewaan serta lebih baik dari seribu karomah. Kita dapat meneladani para waliyullah. Mengapa mereka bisa menjadi mulia? Jawabannya ialah karena istiqomah. Maka dari itu, orang-orang yang istiqomah berbakti kepada orang tua gemar membantu orang lain dapat  membuka kunci kenikmatan untuk keturunan mereka.

Keempat, tidak mudah marah. Sikap marah dapat mengundang berbagai keburukan dan menjadi pintu bagi setan untuk memasuki manusia. Marah juga menimbulkan penyakit, mulai dari nyeri dada hingga masalah jantung. Oleh karena itu, dalam kitab Mu’jam Ausath karya Tabrani dan Targhib wat Tarhib Imam al-Mundziri, menyebutkan bahwa Nabi Muhammad bersabda:

لَا تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةَ

Artinya: ‘’Janganlah marah, maka bagimu surga.’’

Meskipun menahan amarah bukanlah suatu hal yang mudah, namun kita dapat menyikapinya dengan memohon perlindungan dari Allah, membaca istighfar, dan lain-lain.

Kelima, menghindari permusuhan. Kehancuran manusia yang terjadi pada masa lalu disebabkan oleh adanya permusuhan. Al-Qur’an memberikan peringatan kepada umat Islam supaya tidak meniru umat terdahulu yang telah hancur. Oleh sebab itu, kita harus menghindari segala bentuk permusuhan.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ada empat cara untuk meraih kenikmatan, yakni berusaha untuk menjadi ahli ilmu, tirakat, istiqomah, dan menahan amarah. Semoga kita selalu mendapatkan rahmat dari Allah Swt agar dapat menjadi umat yang senantiasa memperoleh kenikmatan di dunia maupun akhirat.

Bagikan

KISAH INSPIRATIF LAINNYA

KISAH INSPIRATIF LAINNYA