Sosok Pemerhati Umat, KH. Ahmad Warson Munawwir
Kamis (18/04/2013) duka menyelimuti umat Muslim Indonesia, khususnya warga nahdliyin. Ulama terkemuka yang telah berjasa menjaga Indonesia dari kebodohan telah berpulang. Tepat pukul 06.00 WIB, beliau menghembuskan nafas terakhir di Tengah perjalanan menuju rumah sakit.
Menurut penuturan Gus Khalid sebagaimana dikutip dari Sindo Yogya, beliau (K.H. Ahmad Warson Munawwir) diketahui meninggal ketika dibangunkan untuk sholat Shubuh, ketika dibangunkan, pengasuh pondok pesantren khusus putri di Al-Munawwir Krapyak tersebut tak memberikan respons. “Karena tidak memberikan respons, akhirnya saya bawa ke rumah sakit PKU Muhammadiyah. Dan setelah mendapat kepastian (wafat) langsung dibawa pulang.” tutur menantu K.H. Ahmad Warson Munawwir tersebut.
K.H. Ahmad Warson Munawwir meninggal pada usia 78 tahun. Beliau dilahirkan pada hari Jum’at Pon, 30 November 1934/20 Sya’ban 1353 H. Jenazah beliau dimakamkan Dongkelan Bantul Yogyakarta.
Perhatian Lebih Pada Umat
K.H. Ahmad Warson Munawir adalah salah satu putra dari pendiri Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Warson Munawir merupakan ulama’ yang mempunyai perhatian lebih pada umat, sebagaimana kisah beliau dalam menasehati para anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk menjadikan musibah yang menimpa Bantul Yogyakarta sebagai cermin atas pergerakan keagamaan di Indonesia. Menurut beliau bencana alam ini menjadi peringatan penting bagi warga PMII yang selama ini mengembangkan pemikiran liberal. “Masa’ persoalan sholat yang urusan hablumminallah dibilang pribadi, yang memperingatkan dikatakan melanggar HAM, kalau sudah begini bagaimana? Masa’ anak-anak PMII UIN Yogyakarta itu pada main gitaran pas sholat jum’at?” seru beliau.
Tidak hanya masalah umat islam yang mendapatkan perhatian dari beliau, masalah yang lagi dihadapi bangsa Indonesia kala itu juga tak luput dari perhatian beliau. Sebagaimana yang dikutip Sindo Yogya, sebelum meninggal beliau sempat menyempatkan diri bertanya tentang nasib Anas Urbaningrum, tersangka kasus korupsi pusat olahraga Hambalang. Menurut salah satu putra dari pendiri PP. Al-Munawwir krapyak, K.H. Afif Muhammad Moenawir. Kyai Warson merupakan ketua yayasan Ali Ma’sum Krapyak memang masih aktif mengikuti perkembangan politik di Indonesia.
Meninggalkan karya Fenomenal
Ahmad Warson Munawir adalah Ulama terkenal di Indonesia. salah satu ketenaran beliau bisa dikatakan berkat karya fenomenanya. Karyanya yang berupa kamus Arab-indonesia, Indonesia-Arab “Al-Munawwir” merupakan kamus terlengkap yang pernah ada, kamus ini merupakan kamus utama di kalangan pesantren Indonesia yang notabene adalah tempat untuk mempelajari pelajaran berbasis bahasa arab. Kamus Al-Munawwir juga merupakan kamus best seller.
Menurut penerbit pustaka progresif, sebagaimana dikutip dari Hidayatullah.com, kamus Al-Munawwir dicetak sekitar sepuluh ribu pertahun. Kepada penerbit ini beliau sempat bercerita tentang rencana- rencana terakhirnya. “Saat terakhir ke Yogya beliau bercerita kepada Pak Zuhairi (bagian produksi pustaka progresif) tentang rencana dan program amal beliau. Misalnya tentang membangun masjid dan pesantren” cerita Ishom Baktir, Direktur pustaka progresif.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari beliau. Dan semoga sepeninggal beliau tidak hanya masalah umat islam yang mendapatkan perhatian dari beliau, muncullah kyai Munawwir-Kyai Munawir masa depan yang kelak memperhatikan nasib bangsa.