Strategi Jitu Hubab bin Mundzir Meraih Kemenangan

Hubab bin Mundzir

Hubab bin Mundzir adalah seorang sahabat Anshar yang memiliki kecerdikan dalam strategi peperangan. Kemampuannya yang mengesankan hingga pujian pun diberikan oleh Nabi Muhammad Saw. Kemampuan tersebut didapatkan ketika masih terjadi perang saudara di Madinah antara Suku Aus dan Khazraj.

Perang Badar

Perang Badar, terjadi pada bulan Ramadhan 2 H (624 M), di dekat sebuah sumur Badar. Rasulullah Saw berkata di hadapan pasukan yang berjumlah sekitar 313 dengan beberapa orang sahabat termasuk Hubab bin Mundzir untuk menghadang kafilah Quraisy yang akan kembali dari Suriah membawa barang-barang dagangan. kafilah tersebut membawa harta kekayaan penduduk Mekah dengan merobohkan rumah-rumah serta menjualnya dan menjarah isinya. Maka sudah sepantasnya kafilah dagang tersebut dicegat dan menyerahkan harta dagangan sebagai ganti rugi.

Perang Badar disebut sebagai hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Perang Badar merupakan pertolongan agung dari Allah Ta’ala untuk meninggikan sebuah kebenaran dan menghancurkan kekufuran.

Dalam menghadapi pasukan Quraisy yang berjumlah kurang lebih seribu pasukan bersenjata. Terjadi  akibat sulutan api dari Abu Sufyan dengan memberi bayaran diam-diam untuk meneriakkan kabar kepada penduduk makkah agar mereka marah dan menyelamatkan hartanya dengan alibi Nabi akan menghadang harta mereka. Mendengar hal itu Nabi merasa perlu mempersiapkan strategi perang untuk pasukannya dengan baik.

Pasukan muslim  diperintah oleh Rasulullah Saw untuk segera merangsek ke depan. Bukit terakhir sebelum badar harus berhasil mereka lewati agar dapat memahami situasi pada medan perang dengan sempurna. Kemudian beliau mengutus kepada mereka untuk berhenti di sumur pertama sebagai tempat mengistirahatkan diri.

Taktik Hubab bin Mundzir

Namun tiba-tiba Hubab bin Mundzir dari Khazraj menemui baginda Nabi dan bertanya perihal kebijakan tempat istirahat tersebut. Dengan penuh kehati-hatian Hubab bertanya, “Wahai Rasulullah Saw, apakah engkau memang diperintah Allah Swt untuk beristirahat disini atau sekedar strategi perang?. “ini hanya pendapatku semata sebagai taktik perang” jawab Beliau.

Lalu Hubab kembali bersuara untuk menyampaikan sarannya “Kalau begitu, ini bukanlah tempat yang tepat, mari kita merangsek ke depan hingga sampai di sumur terdekat dengan musuh. Kita buat waduk besar untuk persediaan minum dan sumur-sumur terdekat kita tutup.” Nabi pun memuji kecerdikan Hubab ”kau telah memberi saran yang cerdas.” Sikap beliau ini menunjukkan bahwa Nabi adalah pribadi yang gemar musyawarah dan terbuka atas pendapat orang lain.

Pasukan pun kembali mempersiapkan diri untuk mendekat dengan sumur yang berhadapan langsung dengan musuh. Saat nabi memeriksa pasukan yang bersiap untuk berangkat, datanglah seorang malaikat turun menghampiri beliau. “Wahai Muhammad, Allah mengirimkan salam untukmu.” Lalu malaikat meneruskan kembali ”Allah memberikan pesan pada Engkau bahwa apa yang dikatakan Hubab bin Mundzir adalah benar.”

Setelah sosok tersebut lenyap, Nabi kemudian berpaling pada Jibril yang selalu menyertai beliau dalam perjalanan ini lalu bertanya ”wahai Jibril, tahukah kau siapa dia?” Jibril lalu menjawab “tidak semua penghuni langit aku kenali, tapi sungguh dia bukan setan dan dia berkata benar.”

Akhirnya taktik Hubab bin Mundzir pun berhasil. Pasukan Muslim mendapatkan persediaan air yang cukup selama berperang. Sedangkan pasukan musuh kehausan dan kelaparan karena sumber air itu telah ditutup. Taktik perang Hubab yang menjadikan kaum Muslimin menang dalam perang Badar akan dikenang oleh seluruh umat Islam sepanjang masa.

Bagikan

KISAH INSPIRATIF LAINNYA

KISAH INSPIRATIF LAINNYA