Penulis:

Dr. KH. M. Sukron Djazilan, S. Ag. M. Pd (Dosen UNUSA)

Qurban dalam bahasa Arab berasal dari kata qaraba yang berati pendekatan diri, maksudnya yaitu suatu ibadah yang dilakukan dengan menyembelih hewan ternak sesuai syariat Islam dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sejarah Islam, qurban dicontohkan pada kisah Nabi Ibrahim As. yang menerima perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail As. sebagai suatu bentuk ketaatan terhadap perintah dari Allah Swt. Ibadah ini diperingati setiap Hari Raya Idul Adha serta hari-hari Tasyrik, yang menjadi momen berharga dalam kalender Islam.

Setiap ibadah dalam agama Islam memiliki tujuan utama, salah satunya adalah ibadah qurban. Ibadah tersebut memiliki dua tujuan utama yaitu meraih ridha Allah Swt. dan memperoleh nilai ibadah di sisi Allah. Agar qurban yang kita lakukan bernilai ibadah dan diterima di sisi Allah, maka ikhlas harus menjadi kunci utama dalam pelaksanaannya. Ikhlas artinya melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji atau takut dicela.

Pada umumnya, di lingkungan masyarakat ibadah qurban menjadi ajang penilaian sosial dengan menilai jenis hewan yang diqurbankan, baik berupa sapi atau kambing dan besar kecilnya ukuran hewan tersebut. Padahal, hakikat dari ibadah qurban yaitu hanya untuk Allah semata bukan berdasarkan sudut pandang manusia. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surah Al-Hajj ayat 37:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ  كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.”

Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak melihat besar dan kecilnya hewan yang disembelih, tetapi melihat ketulusan hati dan ketawakalan seseorang dalam menjalankan ibadah tersebut. Oleh karena itu, ibadah qurban itu sebaiknya ditujukan hanya untuk mendapatkan ridha Allah, bukan sebagai ajang pujian maupun hinaan karena itu tidak akan mempengaruhi hati kita. Apabila dihina tidak tumbang dan apabila dipuji tidak sombong, karena niat kita ikhlas untuk melakukan ibadah tersebut hanya untuk menggapai ridha-Nya.

Qurban memiliki beberapa hikmah yang mendalam. Hikmah ini tidak hanya dari segi batiniah saja, namun juga meliputi aspek lainnya. Selain sebagai wujud ketaatan kepada Allah Swt., ibadah ini juga mencakup beberapa hikmah.

a. Meneladani Kisah Nabi Ibrahim As. dan Ismail As. 

Keteladanan Nabi Ibrahim As. yang rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail As. untuk disembelih, dan sikap lapang Nabi Ismail dalam menerima perintah Allah menjadi simbol ketaatan mereka terhadap perintah Allah Swt. Pengorbanan yang luar biasa berat itu dilakukan Nabi Ibrahim dan Ismail dengan hati yang ikhlas. Namun, Allah mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba.

Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa pengorbanan yang besar dan keikhlasan hati itu dapat menjadi kunci diterimanya amal. Kita hari ini tidak diminta mengorbankan anak, cukup dengan kambing atau sapi sesuai kemampuan. Maka dari itu, ibadah qurban menjadi bentuk rasa syukur, karena dahulu yang diminta lebih berat, tetapi kita sekarang diberi kemudahan.

b. Menciptakan Rasa Kepedulian Sosial

Ibadah qurban mengajak kita untuk merasakan sifat kepedulian terhadap orang lain, terutama kepada orang-orang yang kurang mampu. Daging qurban yang dibagikan kepada fakir miskin dan masyarakat sekitar menjadi bentuk kepedulian sosial. Dengan demikian, qurban bukan hanya tentang ibadah individu, tetapi juga ibadah sosial yang dapat mempererat hubungan antar sesama muslim.

Ibadah qurban adalah salah satu cara untuk menggapai ridha Ilahi dengan menunjukkan ketakwaan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan meneladani kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, umat muslim diharapkan dapat meningkatkan kualitas keimanannya kepada Allah Swt. Oleh karena itu, marilah kita jadikan ibadah qurban sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *